Pengantar:
Ini tulisan menarik tentang serba-serbi beternak gurami oleh kawan Mimbar Seputro. Semoga bermanfaat.
|   Saya  Mimbar   Bambang Seputro, 47, ingin membagi pengalaman dalam beternak  ikan Gurami. Karena   saya mulai dari nol besar, tiba-tiba harus  menghadapi kenyataan bahwa ada   suatu bidang usaha yang berbeda dengan  bidang usaha sebelumnya. Betapa tidak,   hampir 20 tahun saya bekerja di  sebuah perusahaan jasa tiba-tiba saya harus   bergelut dan melayani  mahluk bernama ikan Gurami.  Padahal yang lulusan   sekolah spesial ikan-pun banyak yang menyimpang kearah jalan yang “tidak   sesat”.   Lokasi  saya beternak ada di daerah Citayam, Bogor,   tempat dimana para petani  beternak ikan mulai dari Gurami, Lele, Mas, Tawes,   Patin, Nila dan  segala macam ikan. Petani-petani sederhana sampai kaya raya   ini patut  diberi acungan jempol sebagai Universitas Perjuangan Hidup.  Cuma  waktu itu krisis moneter melanda para penduduk.   Banyak peternak yang  bangkrut lalu pindah haluan. Celah ini saya manfaatkan   sehingga saya  bisa memilih peternak yang masih bertahan, dan biasanya yang   teruji  kualitas kepakarannya. Segi positif lainnya, gurame adalah vegetarian,    sehingga makanan utamanya sejenis daul keladi, di jabar- namanya    “sente” banyak tersedia, kami tinggal meminta ijin pemiliknya untuk    ikut membersihkan halaman kebunnya.  Namun  sayang, ketika saya mencari informasi di   Website, ternyata minim  sekali informasi yang saya dapatkan. Saya mencoba   mencari dengan  search engine dengan mengombinasikan kata “gourami”   menjadi “gurami”.  Salah-salah saya malahan dapat software Gourami   yang tidak ada  hubungannya dengan ikan Gurami.  Lalu saya mulai baca buku-buka dalam bahasa Indonesia,    waw buku pertama menarik, tetapi ketika mulai baca buku yang lain,  mulai   bingung sebab satu sama lain kadang-kadang berbeda. Tapi  perbedaan itulah   kekuatan. Ikutan bahasa para politisi kita.  Secara  kebetulan ada kolam seluas 400 meter persegi   yang sudah  “ditinggalkan” oleh pengelolanya terdahulu. Alasannya   harga ikan yang  jatuh, banyak penyakit menyerang, di jarah orang jahat,   tertipu dan  banyak lain alasan yang membuat saya berfikir dua tiga kali untuk    terjun ke area per guramian. Saya harus cari alasan yang tidak ada    hubungannya dengan perikanan. Di rumah sangat sederhana tempat kami  menginap,   Saya dapatkan, seorang bapak muda dengan dengan isteri  berumur 16 tahun dan   anak bayinya, seorang ibu dengan cucunya yang  semuanya semula bergantung   hidup dari kolam ini. Tekad saya semakin  kuat, saya akan terjun ke dunia   perikanan. Lagian, kalau kontrak  dengan maha kuasa sudah dijalani 47 tahun   tetapi kontrak dengan  perusahaan tingal bisa dihitung dengan kedua jari. Mulailah  tabungan di ATM di dodol, dengan rasa   was-was, kalau ini gagal juga  habislah awak, tapi mudah-mudahan tidak dedel   duwel. Kolam sudah  tersedia ada, air lumayan banyak, tinggal cari benih ikan   dari petani  setempat. Ah kebetulan kami berkenalan dengan seorang pemuda bernama Abel, yang belakangan ini mepet terus kepada kami. Abel tinggal dengan neneknya yang juga rumah kami berdekatan. Abel inilah yang mengatakan bahwa janganlah karena panen sekali gagal lalu stop jadi petani. Orang naik sepeda juga bisa jatoh, katanya.  |  
MENYIAPKAN KOLAM GURAMI
|   Menyiapkan    KOLAM IKAN, saya bingung setengah mampus (maafkan bahasa saya ikutan  para   ABG), kolam is kolam, end of story. Isi air yang banyak, masukkan  ikan, sama   halnya seperti memasukkan ikan di akuarium atau bak mandi  kita sehari-hari.  Buku  saya baca lagi, learning by doing kata orang   Inggris. Kolam harus  dekat rumah, maksudnya mudah pengawasannya. Terutama   sekali itu lho,  ngintipin ikan gurame berahi, dengan harapan kita mendapatkan   banyak  telur yang kemudian menetas menjadi “gonada”- baby gourami.   Oooo itu…. Oh  masih banyak lagi, selain manusia jahil, banyak   musuh ikan yang lain,  binatang sejenis lingsang, burung blekok, burung elang,   ular, bahkan  kodok budug-pun menjadi musuh sang Gurami. Kalau anda menonton   filem  discover, anda bilang “oh itu hukum alam, mereka musti memangsa    binatang lainnya, agar mereka hidup”. tapi dalam perikanan its totally    different things!. Anda tidak akan membiarkan terjadi, biarlah hukum  alam   terjadi, tapi jangan disini, di balongku, di tebatku. Mula-mula  kolam dipaculi dan dibentuk   pematang-pematang yang berbentuk  trapesium. Bentuk trapesium sudah diterima   masyarakat luas, maksudnya massa  air   biasanya lebih menekan dibagian bawah daripada bagian atas.  Apalagi dibagian   bawah sering longsor, dilubangi oleh belut, lele,  kepiting nakal dan   bandelnya minta ampuun.  Kemiringan  kaki trapesium biasanya 45 derajat, kata   Zulkifli Jangkaru, tapi pak  Slamet Soeseno bilang lain lagi. Bagian luar   boleh tegak lurus, bagian  dalam agak landai 1: 1,5 atau 1:1,75  Kolam-kolam  kita nantinya akan diisi air sampai 60   cm. Jadi dengan pematang,  bibir tegalan maka paling tidak 80-90 cm dianggap   cukup ideal. Setelah  tanah di cangkuli, biasanya dibiarkan kering sampai   retak-retak, biar  kalau ada hama  pengganggu ikut mati kepanasan. Tapi Kalau ternyata masih ada yang  staminanya   kuat, dibantu dengan pemberian “cengkaling” sejenis kapur  beracun,   yang disebarkan disudut dan penjuru kolam. Biasanya belut,  udang, kepiting   pada kepanasan dan keluar untuk ditangkap para petani  dan dibantai seperti   layaknya dukun santet.  Kolam  kemudian didiisi air, dibiarkan semalaman agar   racu-racun  “cengkaling” nya luntur kehebatannya lantaran mengendap.   Kemudian air  dibuang dan kolam dikeringkan sekali lagi. Maka kolam siap    dipergunakan.  Air  umumnya berlimpah, tetapi mengingat sistem   pengairan kita dasarnya  dalah gotong royong, maka kerja sama dengan penduduk   setempat yang  sesama petani harus terjaga. Kapan pembagian air, kapan kita   harus  menahan diri. Semua tidak tertulis dibuku, tetapi dijalankan secara    turun temurun. Peternak harus mau “siskamlong”, sistem keamanan    pengairan balong, modalnya lampu senter dan sebungkus rokok serta  komunikasi.  Kalau  air sudah masuk, harus di saring agar supaya   ikan gabus, lele,  kepiting, kodok budug, udang bisa masuk kedalam kolam kita.   Biasanya  dipipa pralon para petani memasang saringan (sosok) yang terbuat   dari  anyaman bambu. Air ditunggu sampai tingginya 60 cm, baru sisanya    dialirkan ketempat lain atau ke parit pembuangan.  Secara teori, ikan gurami menyukai air dengan kadar   keasaman 6,5 sampai 7.0 dan suhu air 24-28 derajat Celcius.  Di  habitatnya, gurami hidup di rawa-rawa, ini bisa   dilihat bahwa gerakan  Gurami umumnya vertikal. Anggun dan hanya menimbulkan   suara haluuuus  sekali, kecuali kalau dia terkejut.   |  
Makanan GURAMI
 
|   Seperti    dikatakan bahwa Gurami adalah mahluk Vegetarian, atau kata anak saya    Herbivor. Keuntungannya segala macam daun-daunan yang lembut  strukturnya bisa   di “empan” kan kepada gurami dewasa.  Petani-petani  jabar, selalu menjemur daun-daun yang   akan diberikan kepada  peliharannya terlebih dahulu sehingga layu, dengan   demikian getah yang  beracun bisa dinetralisir.  · Daun  talas/keladi atau sente (jabar) yang tua, biasanya seberapapun    makanan ini diberikan, akan ditarik-tarik oleh gurami sampai tinggal    tulang-tulangnya. Dianjurkan menanam sendiri talas ini di tegalan kolam, dihalaman rumah, karena gurame tidak bisa hidup tanpa keladi, sampai menjadi tua-tua keladi. · Daun ketela Singkong  · Daun Pepaya Kurang dianjurkan diberikan untuk biang Gurame karena merusak kantung telur. · Daun Kangkung  · Daun ubi jalar juga tidak dianjurkan untuk diberikan kepada biang gurame. · Ketimun  · Tauge, bisa tauge kacang hijau, tauge kacang merah dan tauge dari   bibit padi muda.  · Labu  · Talas  · Pellets Beberapa peternak membuat sendiri pellet yang terdiri Katul, tepung ikan, bungkil kedelai, protein Tepung Daging dan tambahan 10 tablet anti biotik untuk per 100 kg pelet. · Jagung  rebus. Sangat baik untuk mempercepat kematangan   “gonade” sehingga  memperpendek waktu pemijahan. Jumlah jagung rebus   yang diberikan 3-5%  berat badan induk. Menurut Heru Susanto, telur yang   matang pada usia  45-60 hari bisa diperpendek menjadi 25-30 hari. Cara pemberiannya dengan menempatkan jagung pada anyaman bambu 0,5 x 0,5 meter, lalu ditenggelamkan sekitar 15 cm dengan jarak 0,5 m dari pinggir kolam. Pilih tempat yang terlindung dan tempat ikan berkumpul. Sekalipun  kita beranggapan bahwa   gurame adalah mahluk vegetarian, tetapi mereka  tidak menolak anak semut (kroto),   dedak, ampas tahu, bungkil kacang.  Bahkan beberapa petani memasang lampu   teplok dipinggiran kolam jika  dilihatnya banyak serangka beterbangan. Serangga-serangga ini tertarik kepada cahaya lampu, dan ketika mereka mendekat lalu jatuh, maka gurame dengan suka cita melahapnya.  |  
 Telor Gurami
|   Sebelum  ikan   gurami mampu bertelur, tentunya ikan harus dimasukkan secara  berpasangan dan   kawin secara masal. Kawin campur dalam kolam tidak  dibicarakan disini. Sebagai “rule of thumb”, seekor biang gurami memerlukan kavling 15-20 meter persegi. Pemacek (pejantan) boleh mengawini empat ekor biang. Mengintip gurami pacaran kata yang sering melihat adalah pengalaman mengasyikkan. Bila pejantan sudah mulai mengejar yang biang, maka kolam pemijahan harus disiapkan. Setahun, ikan bisa bertelur sampai dua kali. Beberapa petani berpengalaman bahkan bisa mencium bau amis yang ditimbulkan dari kolam sebagai tanda kesiapan berpijah peliharaannya. Perbaikan Kolam Kolam harus sudah dikeringkan, dan ditaburi kapur 100-200 gr/meter persegi guna membunuh hama dan parasit. Kedalaman kolam harus 60-100 meter persegi Mempersiapkan  sarang, di Jawa Barat, petani biasanya   menyiapkan pengki atau sosok  yang terbuat dari anyaman bambu, atau membuat   lubang bergaris tengah  30 cm sedalam 35 cm untuk merangsang gurami menaruh   telur ditempat  yang sudah disediakan. Untuk bahan pembuatan sarang dapat   menggunakan  ijuk halus atau sabut kelapa. Petani Jawa Barat bahkan membuat   bahan  sarang dari karung plastik yang sudah di cabik-cabik memanjang seperti    kertas pelindung barang pecah belah. Supaya tidak bertebaran di dalam kolam, maka ijuk yang sudah direndam semalaman dan disisir halus, dijepit dengan sebilah bambu secara longgar agar supaya mudah ditarik-tarik oleh ikan. Banyaknya ijuk sekitar 1-1,5 kg untuk sebuah sarang. Untuk mengetahui bahwa gurami sudah bertelur, masukkan lidi kedalam sarang, perhatikan apakah ada lapisan minyak keluar dari sarang untuk memastikan bahwa telur sudah ditempatkan didalamnya  |  
Penetasan Telur Gurami 
|   Membiarkan    telur menetas secara alami biasanya tidak membawa hasil yang  menggembirakan.   Campur tangan petani sangat diperlukan. Memetik Sarang. Mengambil telur dari sarangnya harus dilakukan secara perlahan-lahan. Bawa ember berisi air , lalu dekatilah sarang seperti orang mau menangkap burung, sebab sarang selalu dijaga oleh orang tuanya, sehingga diperlukan keahlian khusus. Cara membawa sarang harus dengan tutup sarang berada diatas. Membersihkan telur. Telur harus dipisahkan dari kotorannya. telur yang baik berwarna kuning mengkilat, sedangkan yang busuk berwarna putih susu dan keruh. Ambil hanya telur yang baik. Penetasan di petakan kolam  Kolam yang dipakai biasanya yang berukuran kecil atau   lebih sering dinamakan “anak kolam” atau petakan kolam.  Kolam  petakan terlebih dahulu harus disterilkan dengan   cara mengeringkan  dasr kolam, pemberian kapur sebanyak 100-200 gram per meter   persegi,  pemberian pupuk kandang 150-200 gr per meter persegi, pemberian   pupuk  urea 15-20 gr per meter persegi sehingga terciptta suasana kolam yang    bersih, namun subur akan mikroorganisme yang dibutuhkan ikan kelak.  Alirkan air kedalam kolam setinggi 35 cm dan biarkan   sekitar 7-10 hari untuk memberikan kesempatan makanan alamiah pythoplankton berkembang biak dan menetralkan racun akibat pemupukan dan pengapuran.  Setelah  telur dimasukkan kedalam kolam diberi tenda   untuk melindungi telur  dari sengatan terik matahari, dalam jangka waktu 20-30   hari akan  muncul larva gurami. Cara ini memiliki kelemahan seperti sulit    mengontrol adanya jamur parasit, kondisi air yang berubah-ubah, ancaman  hama   pengganggu terhadap larva yang masih lemah.  Penetasan dalam wadah  Cara ini sekalipun memerlukan perhatian terus   menerus namun hasilnya lebih memuaskan karena selain lebih aman dari hama penyakit pengawasannya lebih mudah, sehat dan kaya oksigen serta lebih banyak   kemungkinan telur menetas.  Siapkan  gentong, jamban dari tanah liat sebanyak dua   buah, satu sarang  memerlukan dua gentong. Lalu isi dengan air jernih sekitar   separuh  lebih sedikit.  Letakkan gentong terapung diatas kolam penetasan, beri   atap agar supaya tidak terkena air hujan yang bisa menggagalkan telur.  Usahakan agar mendapat matahari pagi  Pindahkan sarang yang berisi telur kedalam gentong.   lalu uraikan ijuk dan telur akan jatuh kedalam gentong.  Letakkan daun tebu diatas permukaan air dalam gentong.  Air  dalam pasu diganti setiap dua kali sehari. Caranya,   masukkan saringan  halus kedalam air. Air yang terkumpul di dalam saringan   dikeluarkan  melalui selang. Usahakan pergantian secara bertahap sehingga   tidak  terjadi goncangan pada telur dan tidak terjadi perubahan suhu mendadak.  Minyak yang mengapung dalam gentong sebaiknya dibuang  Lama penetasan adalah 2 minggu, telur yang tidak   menetas (busuk) dibuang karena akan mencemarkan air.  Selesai menetas biarkan anak gurami selama 10 hari dan   jangan diberi makan.  Setelah 10 hari diberi dedak campuran kuning telur.   |  
|   Anatomi Kolam GURAMI <!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Pengetahuan mengenai anatomi kolam dibutuhkan agar terhindar kesalahan konstruksi setelah kolam diisi ikan. PEMATANG Membuat  sebuah kolam sebetulnya membuat pematang atau   tegalan. Bentuk  pematang yang disukai dewasa ini adalah trapesium yang   melebar di  bagian bawahnya. Pematang retak atau bocor harus segera ditambal    dengan tanah liat. Belut atau kepiting suka membuat lubang di pematang    sehingga harus ditutup secepatnya. Pada saat bertelur nanti, gurami  cenderung   mengorek lunag berukuran 30 cm sedalam 30 cm sehingga  hal-hal seperti ini   harus diantisipasi oleh peternak. Idealnya bagian atas pematang dibuat selebar 1 meter, bagian bawahnya 1,5 meter dengan ketinggian 1 meter. Tegalan ini nantinya ditanami rumput untuk mencegah kelongsoran dan tanaman keladi, tanaman singkong yang bisa dimanfaatkan sebagai catu makanan gurami. SALURAN MASUK AIR  Parit-parit  air dibuat harus lebih tinggi daripada   kolam. Bila air dibendung  dengan bendungan sementara yang terdiri dari   tumpukan bata, batu,  papan dan bambu, maka permukaan air akan naik sehingga   bisa mengairi  kolam. Untuk menahan parit agar tidak longsor, sisi parit di   tahan  dengan anyaman bambu.  SALURAN PEMBUANGAN AIR atau drainase  Saluran  pembuangan atau drainase sangat vital, biasanya   saluran ini harus  lebih besar sehingga kalau terpaksanya harus mengeringkan   lebih dari  satu kolam secara bersamaan, lubang saluran tidak kewalahan sampai    sampai meluap. Tentu saja saluran ini dibuat lebih rendah daripada kolam.PINTU AIR MASUK  Dipilih  yang terbuat dari bahan pralon 4″ yang   dilengkali dengan elbo (knee)  di kedua ujungnya. Kalau elbo ini diarahkan   keatas bisa berubah fungsi  sebagai pintu penutup. Sebuah saringan yang   terbuat dari anyaman  bambu kelak dipasang pada elbo sehingga berfungsi   menyaring sampah,  menyaring ikan gabus, sepat, ikan sapu-sapu yang tidak   diinginkan  memasuki kawasan kolam. Saluran air selain dibuat lebih tinggi   dari  0,75 m, juga menjorok kedalam kolam sehingga terjadi efek grojogan, yang    akhirnya merupakan suply oksigen  PINTU AIR KELUAR  Pintu ini harus dibuat agar supaya ikan kita tidak   terbawa keluar. KEMALIR  Sebuah  parit kecil didalam kolam, tujuannya ketika   kolam dikeringkan, ikan  bisa digiring mengumpul kesuatu tempat yang lebih   miring sehingga  mudah ditangkap. Menurut Heru Susanto, ukuran yang ideal   adalah lebar  40 cm, kedalaman 20 cm.  KOBAKAN  Sama dengan kemalir, hanya dibuat lebih lebar misalnya   panjang 1 meter lebah 2 meter. Tujuannya ya untuk menangkap ikan. PELATARAN  Pelataran  adalah kata lain dari dasar kolam secara   keseluruhan. Pelataran  dibuat miring ke arah saluran pembuangan. Lumpur dalam   kolam harus  kaya akan unsur hara yang sangat dibutuhkan ikan.  Untuk mendapatkan harga yang baik, umumnya gurami   dijual dalam keadaan hidup-hidup dan dagingnya tidak berbau lumpur. Bau lumpur dalam tubuh Gurami diduga akibat senyawa geosmin akibat pekerjaan bakteri dan plankton. Dalam kolam yang tidak mengalir, akan terjadi penumpukan bahan organik secara terus menerus. Usia plankton sangat singkat, dan ketika mati menimbulkan bau busuk pada kolam dan pada ikan. MENCEGAH BAU LUMPUR  Mengurangi intensitas matahari Jenis plankton akan tumbuh cepat bila terkena sinar matahari. Jika separuh kolam diberi naungan, maka populasi plankton dapat ditekan. Pemupukan yang seimbang Pemberian pupuk N dan P dengan perbandingan 4:1 akan menghambat pertumbuhan alga biru. Dosis pemberian adalah 7-14 mg setiap meter kubik air dapat dilakukan setiap minggu Pemberian pakan dalam jumlah yang tepat Usahakan pakan ikan jangan sampai tersisa sebab akan menjadi penyebab peningkatan mikro organisme Penyaringan air kolam  Penebaran ikan pemakan plankton Ikan mola, nilem dan sepat memiliki kemampuan memangsa plankton yang baik. Hanya penebaran ikan pemangsa plangkton harus diperhatikan agr supaya tidak terjadi perebutan pakan. Pengendalian secara Kimiawi. Dengan pemberian   planktonsida kuprisulfan dan kuprisandoz.  MENGHILANGKAN BAU LUMPUR  Pemberaan Selama 3-5 hari ikan disuruh berpuasa dalam air tawar yang mengalir. Hasil penelitian, gurami yang berbobot setengah kiloan setelah diberakan dalam air tawar selama 7 hari ternyata telah terbebas dari bau lumpur dan dagingnya menjadi lebih kenyal. Pengolahan  hasil Cara memasak gurami dengan   menambahkan bumbu masak tradisional  seperti kunyit, bawang merah, daun salam,   dan serai dapat mengurangi  bau lumpur dalam gurami.   |  
JENIS GURAMI
|   Ikan Gurami   (giant Gourami), diberi nama di jawa sebagai Gurameh, Brami, di Sumatera   sebagai Kalui, dan di Kalimantan sebagai ikan Kali.  Ikan gurami (Osphronemus gourami)  mempunyai   bentuk gepeng (compressed), yang muda bersikap agresif,  tetapi sifat ini akan   berkurang sejalan dengan umur gurami. Ikan gurami muda berdahi yang normal dan rata, semakin dewasa dahi  ini makin   tebal dan kelihatan menonjol. Pada ikan muda ada 8 buah  garis tegak, yang   akan hilang setelah ikan mulai menginjak dewasa.Petani mengenal dua jenis gurami, yaitu Gurami   Soang (angsa) ikan ini yang bisa mencapai panjang 65 centimeter dengan   berat 8 kilogram. Jenis yang lain Gurami Jepang  hanya mampu tumbuh 3,5   kilogram dengan panjang maksimal 45  centimeter. Strain (bakat) yang berbeda   inilah yang harus diperhatikan  (sayangnya sukar menengarainya) jika ingin   beternak Gurami.  Gurame  bule dan belang juga tidak jarang dijumpai.   Bagi yang suka  rumit-rumit, dalam kepengurusan partai kerajaan dunia hewan,   ikan ini  diklasifikasikan sbb:  Klas: Pisces Sub klas: Teleostei Ordo: Labyrinthici   Sub ordo: Anabantoidae Famili: Anabantidae Genus: Osphronemus Species:   Osphronemus gouramy (Lacapede)   |  
|    Buku mengenai ikan GURAMI Buku-buku yang saya baca umumnya buku berbahasa Indonesia, kadang merasa haru melihat kenyataan bahwa buku yang bermutu, ditulis dengan penuh dedikasi, dan dijual dengan harga yang terjangkau. Salut saya kepada para penulis buku, sehingga walaupun saya tidak mengenalnya secara langsung saya pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih. Saya cantumkan harga buku tersebut pada Maret 2000 ·          Budi Daya Ikan Gurame oleh Heru Susanto, Penerbit Kanisius harga sekitar   Rp. 9300  ·          Petunjuk Praktis Budi Daya Ikan Gurami oleh Heri Respati dan Budi   Santoso, Penerbit Kanisius harga sekitar Rp. 4000 ·          Membudidayakan Gurami Secara Intensif oleh Harsono Puspowardoyo dan   Abbas Siregar, penerbit Kanisius harga sekitar 5600 ·          Memelihara Ikan Bersama Ayamoleh Kusno, penerbit Penebar Swadaya, seri   perikanan XXIII/197/89 harga sekitar 3800 ·          Usaha Budidaya Ikan GURAMIoleh Taufiq Rusdi, CV Simplex – Jakarta,   harga sekitar Rp. 5000 ·          Makanan Ikanoleh Ahmad Mujiman, penerbit Panebar Swadaya, seri   perikanan – XV/83/87, harga sekitar Rp. 15.400 ·          Budidaya Ikan di Pekaranganoleh Heru Susanto, penerbit Panebar Swadaya   harga sekitar Rp. 12350 ·          Memacu Pertumbuhan Guramioleh Zulkifli Jangkaru, penerbit Panebar   Swadaya harga sekitar Rp. 9250 ·          Budidaya Ikan Guramioleh Maloedyn Sitanggang, penerbit Panebar Swadaya   harga sekitar Rp. 6350  | 
GUNAKAN SEARCH ENGINE INI UNTUK MENEMUKAN ARTIKEL ANDA :
Loading

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Berbagi Ilmu Disini :