Rabu, 01 Oktober 2014

OBAT HERBAL UNGGAS : Berak Darah (Koksidiosis) Dengan Patikan Kebo

Ayam yang terserang berak darah (koksidiosis) menunjukkan gejala anemia. Akibat parasit ini selaput lendir (mukosa) usus ayam bisa rusak dan dapat menimbulkan pendarahan. Penyakit ini bisa diobati dengan patikan kebo (Euphorbia hirta L).
Koksidiosis umumnya menyerang ayam muda, tetapi dapat juga ditemukan pada ayam dewasa. Biasanya penyakit ini berjalan akut. Ayam yang terserang menjadi lemas, pucat, bulu kusam, kurus dan tinjanya bercampur darah. Dan pada infeksi yang berat dapat mengakibatkan kematian. Perubahan pascamati terbatas pada usus, mulai dari duo-denum (usus 12 jari) sampai ke kloaka. Namun kerusakan pada usus ini bervariasi, tergantung berat ringannya infeksi dan spesies parasitnya.

Penyebab
Koksidiosis atau berak darah merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh salah satu endoparasit, yaitu protozoa (bersel tunggal) dari genus Eimeria sp. Agen penyakit ini berbeda dengan agen penyakit lainnya, baik bakteri maupun virus terutama dalam tahapan perkembangannya dimana Eimeria sp. memiliki beberapa fase perkembangan.

Penularan Penyakit

Penularan koksidiosis maupun NE (necrotic enteritis)terjadi secara horizontal, baik melalui peralatan (tempat ransum, minum), ransum, air minum maupun feses yang telah tercemar oleh kedua agen penyakit tersebut. Selain itu, penularan kedua penyakit tersebut (koksidiosis dan NE) dapat terjadi secara langsung, yaitu dari ayam sakit ke ayam yang sehat.  
Semua jenis ayam pada semua umur dapat terinfeksi koksidiosis maupun NE. Serangan NE secara umum terjadi pada umur 2-6 minggu. Pada ayam pedaging yang dipelihara di kandang non slat seringkali terserang NE umur 2-5 minggu sedangkan ayam petelur yang dipelihara di kandang baterai, kasus NE biasa terjadi pada umur 3-6 minggu. Kasus NE berkomplikasi dengan koksidiosis pada ayam petelur dapat terjadi pada umur 12-16 minggu. 
 
Kerugian Karena NE dan Koksidiosis
Kerugian yang umum terjadi saat serangan NE maupun koksidiosis ialah morbiditas dan mortalitas. Tingkat kematian yang disebabkan karena NE bervariasi dari 5-15% bahkan bisa mencapai 40% sedangkan tingkat kematian karena infeksi Eimeria sp. mencapai 80-90%. Hambatan pertumbuhan dan penurunan produksi telur juga menjadi konsekuensi yang harus ditanggung peternak saat ayamnya terinfeksi kedua agen penyakit tersebut.

Pencegahan dan Pengobatan
Upaya pencegahan penularan terhadap ayam yang sehat dan pengobatan pada ayam yang sakit diperlukan tindakan yang cepat dan tepat sebagai berikut :
1. Lakukan penyiraman lantai kandang dengan air panas 100 oC karena ookista akan mati pada suhu 55 oC, lalu desinfeksi kandang untuk pembasmian mikroorganisme patogen.
2. Hindari kondisi kandang yang lembab, atur ventilasi dan kepadatan kandang, bila terjadi kasus ini maka pemindahan unggas pada kandang panggung akan sangat membantu.
3. Pemberian obat herbal patikan kebo dan Herbavit Plus atau ProHerbal Plus MB Broiler akan mempercepat proses penyembuhan. Kandungan herbal dan vitamin yang terdapat pada Herbavit Plus akan membantu pembasmian mikroorganisme patogen lain (infeksi sekunder) pada unggas dan kandungan vitamin akan mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan immunitas unggas.
4. Pemberian sayur seperti bayam yang mengandung vitamin A dan K tersebut sangat diperlukan untuk memperbaiki sel-sel mukosa usus yang rusak dan menghentikan perdarahan. 

Sekilas Obat Herbal Patikan Kebo
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk mengatasi berak darah adalah patikan kebo (Euphorbia hirta L). Tanaman ini dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia yang mempunyai banyak nama. Antara lain: kukon-kukon, patikan (Jawa), kak sekak (Madura), daun biji kacang (Melayu), gelang susu, gendong anak (Jakarta), nanangkaan (Sunda), sosononga (Halmahera), isu mabi (Ternate) dan isu gibi (Tidore).

Pemberian sedian patikan kebo, secara nyata mampu meningkatkan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit, baik dalam bentuk sediaan perasaan, infusa maupun ekstraknya. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil penelitian.

Balai Penelitian Veteriner

Dalam percobaan tersebut digunakan 24 ekor ayam pedaging jenis Hubbard yang dipelihara sejak umur satu hari hingga tiga minggu. Setelah itu, setiap ekor ayam diinfeksi dengan 5.000 Ookista Eimeria tenella yang telah bersporulasi dengan menggunakan spuit kaca berjarum tumpul.
Hasil penelitiannya membuktikan bahwa patikan kebo dapat meminimalkan perdarahan yang terjadi akibat infeksi Eimeria tenella. Hal ini diduga karena tanaman ini mengandung beberapa zat aktif yang berperan untuk meminimalisir perdarahan.
Zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya antara lain: flavanoida, tannin, beta amiris, asam elogik, querstrim, diterpenoida dan triterpenoida. Flavanoida dapat menurunkan permiabilitas kapiler darah, sehingga kerusakan kapiler darah dapat dicegah atau dapat diperbaiki, dan nutrisi dan oksigen (untuk menunjang kesembuhan) dapat disuplai melalui kapiler tersebut. Selain itu, flavanoid yang antithrombik dapat membentuk sumbat thrombosit, sehingga dapat menutup robekan kecil pada pembuluh darah. Sedang tannin berkhasiat sebagai antiseptik (mencegah pertumbuhan bakteri) dan hemostatik (menghentikan perdarahan).

Sementara itu, asam elogik juga dapat mengontrol kerusakan kapiler dan berperan dalam proses pembekuan darah. Sedang diterpenoida dan triterpenoida berkhasiat sebagai anti radang (antiinflamasi). Pada kasus berak darah ini, biasanya disertai gejala diare yang disertai dengan dehidrasi. Dengan pemberian patikan kebo ini, maka gejala tersebut dapat diatasi karena tanaman ini mengandung quersitrin yang dapat memperlemah kontraksi usus, tetapi tidak mengubah transpor cairan di dalam mukosa usus.

Salam ProHerbal Plus MB
Untuk berdiskusi mengenai berak darah KLIK DISINI

Penggunanan Herbal ini sudah diuji oleh Tarmudji dan M. Soleh dari Balitvet Bogor
Dimuat pada Tabloid Sinar Tani, 12 Juli 2006 
 
Sumber Artikel :  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Berbagi Ilmu Disini :