Kamis, 08 Agustus 2013

Vaksinasi Ayam Mencegah Kerugian pada Usaha Peternakan

Vaksinasi merupakan suatu program usaha tanpa hasil ! Lho kok bisa? Tentu saja, mengeluarkan uang namun tidak ada pengaruh terhadap hasil produksi ternak. Lain halnya dengan penggunaan herbal dan probiotik yang mampu meningkatkan hasil produksi ternak. Namun, vaksinasi bukan masalah untung yang dihasilkan namun suatu program yang paling penting dalam dunia peternakan. Vaksinasi mencegah kerugian fatal yang diakibatkan oleh penyakit virus. Masih pentingkah vaksinasi? Tentu saja !
Vaksinasi Lindungi Ayam dari Virus ND dan IB Baru

Virus IBD dan ND tetap menjadi ancaman terbesar bagi peternak tahun ini. Sudahkah Anda menyiapkan cara penanggulangan yang tepat?
Penyakit virus pada unggas yang masih menjadi momok bagi peternak di antaranya Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis Disease (IBD). Perkembangan penyakit virus ini membuat diagnosis yang semula cukup dengan anamnesis, gejala klinis, dan patologi anatomi, kini harus disertai pemeriksaan laboratorium. Meliputi histopatologi, serologi, hingga isolasi dan identifikasi agen penyebab penyakit, bahkan perlu uji polymerase chain reaction (PCR) dan DNA sequencing. Menurut Drh. Suhardi, R&D Center PT Caprifarmindo Laboratories, “Ketepatan dan kecepatan diagnosis, menentukan tindakan yang harus dilakukan.”
Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan virus di lapangan, tim dari Sanbe Farma dan Caprifarmindo Lab, kedua perusahaan vaksin dan obat hewan di Bandung, Jabar, melakukan pengamatan lapang pada ayam komersial baik broiler, layer (petelur), pejantan layer, maupun ayam pembibit (breeder). Pengamatan tersebut dilakukan di daerah kantong ternak yang tersebar di Medan, Padang, Palembang, Lampung, Tangerang, Bogor, Sukabumi, Bandung, Tasikmalaya, Purwokerto, Semarang, Solo, Blitar, Malang, Lamongan, Bali, Makassar/Palu, dan Banjarmasin.
 
Kasus Meningkat
Pada acara Indolivestock 2012 awal bulan lalu, Suhardi mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan sampai Juni 2012. Hasilnya cukup mengejutkan, kasus
ND dan IBD setiap tahun mengalami peningkatan. Kasus ND yang semula ada di urutan 4 pada 2010, tahun berikutnya naik ke urutan 3, dan tahun ini diprediksi naik ke urutan 2. Hal yang sama terjadi pada IBD, selama 2010 kasus virus ini menempati peringkat 3, tahun berikutnya berada pada posisi 2, dan tahun ini diprediksikan berada di posisi 1.
Menurut Prof. Fedik A. Rantam, berdasar tingkat keganasannya, ND dibagi tiga, yaitu velogenik, mesogenik, dan lentogenik. Peneliti dari Laboratorium Virologi dan Imunologi, Dept. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya dan PT Caprifarmindo Labs. ini menjelaskan, ND velogenik sangat ganas dengan kematian mencapai 90%. Sang virus menyerang pencernaan dan saraf. ND mesogenik yang bersifat ganas menyerang saraf dan pernapasan dengan tingkat kematian 50%. Sementara yang lentogenik, meski terbilang tidak ganas, dapat menurunkan produksi telur.
Saat flok terserang ND sangat ganas, kata Fedik, “Sebanyak 10% – 15% ayam mati dalam waktu 24 – 48 jam tanpa gejala klinis.” Parahnya, tanda-tanda khas kadang sulit ditemukan.
Sedangkan pada IBD, perubahan bentuk penyakit sangat jelas terlihat. Dulu IBD hanya ada dalam bentuk pernapasan, tetapi sekarang, menurut Dr. Suwarno, M.Si., dari Dept. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Unair, virusnya telah merambah semua organ dan menimbulkan kerusakan pada organ-organ itu. Wabah IBD sering terjadi di daerah padat ternak atau daerah yang sebelumnya pernah terkena. Serangan terutama dialami ayam umur 3-8 minggu (broiler, pejantan layer, dan pullet) dan dapat juga menyerang umur 18-30 minggu (layer atau breeder produksi) namun tanpa disertai dengan tanda-tanda yang jelas.
“Tingginya tingkat serangan penyakit tergantung virulensi virus lapang, daerah endemis, penerapan biosekuriti kurang baik, jenis dan program vaksin yang kurang tepat, serta umur ayam (fase negatif dan puncak produksi),” imbuh Suhardi.

Solusi
Untuk mengatasi masalah itu, PT Caprifarmindo Labs. memberi solusi pencegahannya menggunakan vaksin Caprivac, dengan adjuvan yang lebih halus dan homogen. Vaksin yang dbuat dari virus lokal ini dapat membentuk antibodi lebih cepat dan bertahan lebih lama tanpa efek stres pada ayam.
Ada 4 macam vaksin Caprivac yang diproduksi Sanbe, yaitu CAPRIVAC IB-K , NB-K, NBE-K, dan NBG-K. Caprivac IB-K berisi virus IB strain I-269 dengan karakterisasi yang sama dengan serotipe Massachusetts (varian Massachusetts). Isolat lokal ini mampu melindungi ayam dari IB terhadap strain Massacussetts dan variannya. Berdasarkan pengujian pada ayam petelur umur 8 minggu, Caprivac ini mampu memberikan perlindungan hingga 96,67%, sedangkan vaksin lainnya berkisar 86%-90%.
Caprivac NB-K digunakan untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit ND dan IB pada unggas. Suwarno menjelaskan, “Tiap dosis (0,3 ml) mengandung virus velogenik ND strain ITA dan virus IB strain I-269, I-37 dan PTS-III.”
Perlindungan Caprivac NB-K pada ayam petelur umur 8 minggu terhadap ND sebesar 93,33%. Sedangkan vaksin lainnya berkisar 83%-86%. Dengan vaksinasi yang tepat, peternak dapat menanggulangi kedua penyakit itu.
Ratna Budi Wulandari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Berbagi Ilmu Disini :