Vaksinasi merupakan suatu program usaha tanpa hasil ! Lho kok bisa? Tentu saja, mengeluarkan uang namun tidak ada pengaruh terhadap hasil produksi ternak. Lain halnya dengan penggunaan herbal dan probiotik yang mampu meningkatkan hasil produksi ternak. Namun, vaksinasi bukan masalah untung yang dihasilkan namun suatu program yang paling penting dalam dunia peternakan. Vaksinasi mencegah kerugian fatal yang diakibatkan oleh penyakit virus. Masih pentingkah vaksinasi? Tentu saja !
Vaksinasi Lindungi Ayam dari Virus ND dan IB Baru
Virus IBD dan ND tetap menjadi ancaman
terbesar bagi peternak tahun ini. Sudahkah Anda menyiapkan cara penanggulangan
yang tepat?
Penyakit virus pada unggas yang masih
menjadi momok bagi peternak di antaranya
Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis Disease (IBD). Perkembangan penyakit virus ini membuat diagnosis yang semula cukup dengan anamnesis, gejala
klinis, dan patologi anatomi, kini harus disertai pemeriksaan laboratorium.
Meliputi histopatologi, serologi, hingga isolasi dan identifikasi agen penyebab
penyakit, bahkan perlu uji polymerase
chain reaction (PCR) dan DNA sequencing.
Menurut Drh. Suhardi, R&D Center PT Caprifarmindo
Laboratories, “Ketepatan
dan kecepatan diagnosis, menentukan tindakan yang harus dilakukan.”
Untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan virus di lapangan, tim dari Sanbe Farma dan
Caprifarmindo Lab, kedua perusahaan vaksin dan obat hewan di Bandung, Jabar,
melakukan pengamatan lapang pada ayam komersial baik broiler, layer (petelur), pejantan layer, maupun ayam pembibit (breeder). Pengamatan tersebut dilakukan
di daerah kantong ternak
yang tersebar di Medan, Padang, Palembang, Lampung, Tangerang, Bogor, Sukabumi,
Bandung, Tasikmalaya, Purwokerto, Semarang, Solo, Blitar, Malang, Lamongan,
Bali, Makassar/Palu, dan Banjarmasin.
Kasus Meningkat
Pada acara Indolivestock 2012 awal bulan lalu,
Suhardi mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan sampai Juni 2012.
Hasilnya cukup mengejutkan, kasus
ND dan IBD setiap
tahun mengalami peningkatan. Kasus ND yang semula ada di urutan 4 pada 2010,
tahun berikutnya naik ke urutan 3, dan tahun ini diprediksi naik ke urutan 2.
Hal yang sama terjadi pada IBD, selama 2010 kasus virus ini menempati peringkat
3, tahun berikutnya berada pada posisi 2, dan tahun ini diprediksikan berada di
posisi 1.
Menurut
Prof. Fedik A. Rantam, berdasar tingkat keganasannya, ND dibagi tiga, yaitu velogenik,
mesogenik, dan lentogenik. Peneliti dari Laboratorium Virologi dan Imunologi,
Dept. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya
dan PT Caprifarmindo Labs. ini
menjelaskan, ND velogenik sangat ganas dengan kematian mencapai 90%.
Sang virus menyerang pencernaan dan saraf. ND mesogenik yang bersifat ganas
menyerang saraf dan pernapasan dengan tingkat kematian 50%. Sementara yang
lentogenik, meski terbilang tidak ganas, dapat menurunkan produksi telur.
Saat flok terserang ND sangat ganas, kata Fedik, “Sebanyak 10%
– 15% ayam mati dalam waktu 24 – 48 jam tanpa gejala klinis.” Parahnya,
tanda-tanda khas kadang sulit ditemukan.
Sedangkan pada IBD, perubahan bentuk penyakit sangat
jelas terlihat. Dulu IBD hanya ada dalam bentuk pernapasan, tetapi sekarang,
menurut Dr.
Suwarno, M.Si.,
dari Dept. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Unair, virusnya telah
merambah semua organ dan menimbulkan kerusakan pada organ-organ itu. Wabah IBD sering terjadi di
daerah padat ternak atau daerah yang sebelumnya pernah terkena. Serangan
terutama dialami ayam umur 3-8 minggu (broiler, pejantan layer, dan pullet) dan
dapat juga menyerang umur 18-30 minggu (layer atau breeder produksi) namun
tanpa disertai dengan tanda-tanda yang jelas.
“Tingginya tingkat serangan penyakit tergantung
virulensi virus lapang, daerah endemis, penerapan biosekuriti kurang baik,
jenis dan program vaksin yang kurang tepat, serta umur ayam (fase negatif dan
puncak produksi),” imbuh Suhardi.
Solusi
Untuk mengatasi masalah itu,
PT Caprifarmindo Labs. memberi solusi pencegahannya menggunakan vaksin
Caprivac, dengan adjuvan yang lebih halus dan homogen. Vaksin yang
dbuat dari virus lokal ini dapat membentuk antibodi lebih cepat dan bertahan
lebih lama tanpa efek stres pada ayam.
Ada 4 macam vaksin
Caprivac yang diproduksi Sanbe, yaitu CAPRIVAC IB-K , NB-K, NBE-K,
dan NBG-K. Caprivac IB-K berisi
virus IB strain I-269 dengan karakterisasi yang sama dengan serotipe
Massachusetts
(varian Massachusetts).
Isolat lokal ini mampu melindungi ayam dari IB terhadap strain Massacussetts
dan variannya. Berdasarkan pengujian pada ayam petelur umur 8 minggu, Caprivac ini mampu memberikan
perlindungan hingga 96,67%, sedangkan vaksin lainnya berkisar 86%-90%.
Caprivac NB-K digunakan
untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit ND dan IB pada unggas. Suwarno
menjelaskan, “Tiap dosis (0,3 ml) mengandung virus velogenik ND strain ITA dan
virus IB strain I-269, I-37 dan PTS-III.”
Perlindungan Caprivac NB-K pada ayam petelur umur 8
minggu terhadap ND sebesar 93,33%. Sedangkan vaksin lainnya berkisar 83%-86%.
Dengan vaksinasi yang tepat, peternak dapat menanggulangi kedua penyakit itu.
Ratna Budi Wulandari
Sumber : agrina-online.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari Berbagi Ilmu Disini :