Kamis, 14 Juni 2012

MANAJEMEN KELAHIRAN ANAK BABI YANG BARU LAHIR

Dalam peternakan babi perlu adanya manajemen yang baik meliputi keadaan kandang, pakan serta sistem pemeliharaannya, karena babi mudah terserang penyakit dan mikroorganisme. Selain itu juga, untuk meningkatkan produktivitasnya, perlu diketahui mengenai tatacara pemeliharaan sesuai dengan tahapan umurnya. Terlebih untuk babi yang baru lahir, karena sejak lahir hingga berumur 10 hari, anak babi sangat sensitif dalam menghadapi lingkungan yang berat sehingga angka kematiannya cukup tinggi, terutama jika pemeliharaannya kurang baik.


Tatalaksana Induk Beranak
Tatalaksana yang paling kritis adalah pada waktu induk akan beranak. Pada waktu beranak, induk dapat berbaring, membentangkan tubuh, dan menendang kebelakang dengan kaki ke atas atau dapat berguling-guling ke sisi lain. Setiap bergerak, cairan dipaksa keluar dari alat kelamin, hingga fetus keluar dengan usaha induk mengeluarkannya perlu diperhatikan. Induk gemetar dan menekan dadanya pada selang waktu tertentu. Seekor induk atau babi dara biasanya beranak dengan merebahkan diri pada suatu sisi dan meletakkan bagian punggungnya pada dinding atau bagian lain yang mendukung atau menopanng. Tetapi dalam keadaan terisolasi, induk dapat melahirkan sebagian anaknya paa keadaan terbaring dengan perut dibagian bawah, bahkan dapat juga elahirkan dengan posisi kaki ke atas satu.

Biasanya anak babi dilahirkan dengan jarak waktu kurang dari satu menit hingga 20 menit. Bantuan harus diberikan apabila terjadi suatu penundaan atau ketika terjadi ketegangan tanpa seekorpun anak babi dilahirkan. Induk yang sedikit terlambat beranak harus disuntik dengan 2 ml ekstrak pituitary pada bagian paha. Apabila penundaan kelahiran disebabkan kekurangan hormonal, maka perlu diinjeksi untuk mempengaruhi ternak dengan oxytocin atau jenis obat lain dengan aktivitas oksitoksik. Bahan ini hanya merangsang kontraksi otot licin dari dinding uterus dan kemudian mempercepat pengeluaran fetus.

Beberapa induk terutama babi yang baru beranak pertama kali cenderung memakan anaknya (kanibalisme) selama atau segera setelah beranak. Apabila diganggu dengan anak babi yang sedang menjerit atau diganggu dengan suara lain, induk babi segera menyentak anak babi yang baru lahir; pada kondisi demikian anak babi harus dijauhkan dari induk dan dikembalikan ke induk hanya setelah induk mengembangkan naluri keibuannya. Apabila induk tidak tenang dan tetap jahat, dapat disuntik dengan obat penenang. Setiap induk yang tetap bersifat ganas terhadap anak-anaknya pada setiap kali melahirkan, induk tersebut harus diafkir.
Meskipun ternak babi secara alami merupakan ternak yang ramai dan gaduh terutama pada waktu mau makan, seekor induk memerlukan lingkungan yang tenang pada waktu beranak. Pengaruh kebisingan cenderung menyebabkan perpanjangan waktu atau lam melahirkan atau reaksi akan beranak. Dengan demikian, disarankan supaya tidak mengganggu induk pada saat beranak kecuali terjadi kesulitan dalam melahirkan anak.

Kandang harus dijaga tetap bersih dan kering setelah beranak. Kandang beranak yang selalu kering dapat menolong untuk mencegah anak babi mencret dan menjaga agar bagian ambing tidak tertutup oleh makanan yang berair (seperti adonan) yang menyebabkan air susu induk babi yang baru beranak menjadi hilang. Jika kondisi lingkungan tidak menyenangkan, air susu hanya kadang-kadang keluar atau tidak sama sekali sehingga anak-anak babi menjadi lemah dan dapat mati secara tiba-tiba. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Penyebab kematian anak babi adalah: mati lahir, akibat kelemahan dan kelaparan, tertindih atau terjepit induk, penyakit yang timbul, dll.


Tatalaksana Anak Babi yang Baru Lahir
Segera setelah anak babi dilahirkan, lepaskan lapisan tipis yang membungkus tubuhnya dengan sehelai kain kering. Dengan demikian anak babi menjadi kering dan mencegahnya dari kedinginan. Lepaskan sesegera mungkin setiap cairan yang mengganggu lobang hidung dan mulut. Apabila anak babi tidak dapat bernafas secara bebas, pegang kedua kaki belakang dengan kepala ke bawah dan ayunkan perlahan untuk mempercepat pelepasan cairan dari lobang hidung. Juga, dengan mengurut pelan-pelan pada bagian dadanya dan mengisap keluar cairan dari lobang hidung dapat merangsang pernafasan.

Kadang-kadang, satu atau lebih anak babi yang lahir dari seperindukan ada yang lemah dan kelihatannya tidak hidup. Periksa bagian tali pusar dan apabila ada gerakan atau denyutan pada bagian pangkal pusar, masih ada kemungkinan untuk menghidupkan anak babi kembali dengan pernafasan buatan. Prosedur berikutnya yang umum dilakukan dalam 24 jam setelah lahir, dan sering segera setelah beranak telah ditentukan. Seluruh prosedur umunya dilakukan pada waktu yang sama.
  • Memotong Tali Pusar
Tali pusar adalah organ yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus selama kebuntingan tetapi menjadi suatu bagian yang tidak diperlukan dan merupakan daerah yang berbahaya untuk masuknya infeksi setelah anak babi lahir. Dengan demikian, tali pusar harus dipotong dengan cara sederhana seperti berikut:
a. Ikat tali pusar kira-kira 2 cm dari pangkal dengan seutas benang steril untuk meyakinkan tidak ada bahaya karena pendarahan melalui arteri tali pusar
b. Potong tali pusar dengan gunting atau pisau di bawah ikatan
c. Oleskan ditempat pemotongan tali pusar dengan yodium tincture keras untuk mencegah infeksi atau sakit pada tali pusar.
  • Memotong Gigi
Anak babi lahir dengan empat pasang gigi atau delapan gigi tajam, dua pasang pada tiap rahang disebut gigi “hitam”, gigi “jarum” atau gigi “serigala”. Meskipun gigi tersebut cukup penting pada anak babi, namun gigi tersebut harus dipotong karena lebih banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungannya bagi peternak. Alasan mengapa dilakukan pemotongan gigi adalah sebagai berikut:
a. Gigi sangat efektif menyebabkan luka pada ambing induk dan mengakibatkan induk menolak untuk menyusui anak-anaknya
b. Apabila anak babi berkelahi untuk merebut satu puting susu atau bermain sesamanya, gigi dapat menyebabkan luka pada muka dimana luka tersebut dapat merupakan jalan masuknya penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
Salah satu tujuan dari peternakan babi adalah memaksimumkan anak babi dapat hidup. Pemotongan gigi harus tidak menghasilkan gigi yang hancur dibawah garis gusi dan harus dilakukan secara higienis. Pemotongan gigi biasanya dilakukan oleh satu orang seperti berikut:
  1. Pegang kuat anak babi dengan satu tangan dimana tiga jari menahan rahang dan ibu jari menekan dari belakang leher dengan arah berlawanan
  2. Masukkan jari telunjuk pada satu sisi dari mulut persis dibelakang gigi “jarum” mendekati ujung lidah
  3. Dengan alat pemotong gigi atau alat pemotong kuku biasa, potong gigi diatas gusi. Penting unuk menghindari pemotongan gigi sampai dasarnya, jangan membuat sudut yang tajam atau berberigi yang dapat menyababkan luka pada gusi dan lidah.
  • Memotong Ekor
Menggigit ekor adalah suatu masalah yang sering terjadi dihampir semua peternakan babi, maka secara rutin dilakukan pemotongan ekor anak babi baru lahir. Panjang ekor yang dipotong dapat dari ujung hingga pangkal ekor. Tetapi biasanya cukup untuk memotong dua pertiga hingga tiga perempat dari ekor. Pendarahan yang semakin sedikit terjadi apabila beberapa alat yang digunakan tumpul. Pada umumnya, perhatian khusus harus diberikan terhadap kesehatan dan kebersihan selama melakukan pemotongan ekor di usaha peternakan.
  • Mendapatkan Kolostrum
Segera setelah pemotongan gigi, letakkan kembali anak babi bersama induknya agar anak babi dapat menusu atau memperoleh air susu pertama (kolostrum) yang mengandung daya tahan tubuh yang tinggi. Penyerapan kolostrum adalah kritis untuk kehidupan anak babi yang baru lahir sebagimana fungsinya yang merupakan sumber utama kekebalan melawan penyakit pada masa awal kehidupan. Hal yang perlu dicatat bahwa secara bertahap terjadi perubahan kolostrum menjadi air susu pada dua ke tiga hari periode transisi. Apabila ada anak babi yang lemah, harus diberikan kesempatan yang baik untuk menyusu dengan mengarahkan anak-anak babi ke ambing induk.
  • Penyuntikan Zat Besi
Anemia pada anak babi menyusu merupakan masalah yang telah lama diketahui secara baik oleh para peternak maju. Hal ini terjadi disebabkan oleh kekurangan zat besi dimana plasenta dan ambing tidak efisien memindahkan mineral tersebut. Penambahan zat besi untuk mengatasi kekurangan zat besi pada anak babi yang tidak bersentuhan dengan tanah dapat diberikan baik melalui mulut maupun disuntikkan.
Dalam air susu induk kandungan zat besinya sangat rendah dan anak babi yang lahir menyimpan zat besi dalam jumlah yang terbatas dimana biasanya hanya mencukupi kebutuhan dari satu minggu setelah lahir. Pada waktu lahir, dalam tubuh anak babi mengandung kira-kira 40 – 50 mg zat besi, disimpan terutama dalam hati, dimana anak babi mulai mengguankannya segera setelah lahir. Secara rata-rata anak babi membutuhkan 7 mg zat besi setiap hari pada minggu pertama setelah lahir, sedangkan air susu induknya hanya dapat memberikan 1-2 mg per hari kepada tiap ekor anaknya. Dengan demikian, anak babi akan kehabisan simpanan zat besi dan anemia akan timbul setelah satu minggu. Apabila tidak teramati, perkembangan anemia dan resiko kematian akibat mencret, radang paru-paru dan penyakit menular lainnya akan meningkat.
Anemia bukanlah masalah yang serius apabila ternak babi dipelihara di luar kandang atau dilepas. Anak-anak babi selalu kontak dengan tanah, yang secara alami kaya akan sumber zat besi yang diperlukan. Akan tetapi, anak babi yang dipelihara selamanya dalam kandang dapat mengalami kekurangan zat besi kecuali diberi tambahan sebelum cadangan atau simpanan zat besi habis dipergunakan. Penyuntikan zat besi (dan ikatan lain) biasanya dianjurkan diberikan ketika babi berumur tiga hari, tetapi hasil yang memuaskan dapat diperoleh jika anak babi disuntik sewaktu-waktu pada minggu pertama setelah lahir. Penyuntikan cairan zat besi secara menyakinkan dapat mempertahankan hemoglobin pada taraf yang sangat tinggi, tetapi dapat menyebabkan luka pada tempat penyuntikan.
  • Penitipan Anak  Babi dan Makanan Buatan
Anak babi yang kehilangan induknya dapat terjadi oleh karena beberapa faktor seperti induk mati setelah beranak, ambing yang luka, tidak dapat menyusui atau jumlah anak yang terlalu banyak. Anak babi dari induk demikian hanya dapat dipelihara dengan berhasil apabila anak-anak babi tersebut memperoleh sejumlah kolostrum yang cukup. Untuk memelihara  anak babi yang kehilangan induk, dapat dilakukan dengan menitipkannya pada induk yang tidak ada air susu dan induk yang mempunyai beberapa anak saja. Penitipan adalah memindahkan anak babi dari satu induk ke induk lain dalam suatu kelompok bibit.

Penitipan dapat berhasil apabila induk ditangani dalam kandang yang mempunyai tempat beranak dan mulai dititipkan dalam waktu 48 jam setelah lahir. Pemindahan baik dilakukan lebih dini dalam kehidupannya sebelum pemilikan puting sudah tetap, dan anak babi yang kuat dan lebih mengerti akan lebih berhasil dalam penitipan. Umur atau waktu penitipan merupakan hal yang penting karena puting susu yang tidak digunakan akan menjadi kering. Meskipun dipindahkan pada umur dini, peternak masih akan menjumpai masalah karena induk dapat dengan mudah mengenal anak-anaknya melaui isyarat penciuman dan kemampuannya itu akan semakin meningkat dengan mengingkatnya umur babi. Banyak cara efektif yang telah dilakukan oleh para peternak untuk menghalangi induk dalam mengenal anak-anak babi yang bukan anaknya.

Salah satu cara untuk dapat menerima anak babi yang baru dengan pasti adalah menyatukan anak-anak babi dari induk dengan anak babi titipan dalam satu kotak selama satu sampai dua jam setiap anak babi tersebut tidak menyusu hingga mereka mempunyai bau yang sama. Mengolesi anak babi dengan air kencing induk adalah suatu cara yang lain. Menyiram anak-anak babi termasuk induk dengan bau-bauan, obat pembasmi hama penyakit atau bau-bauan yang lain untuk menyamakan baunya sangat disenangi oleh peternak dibanding cara lain.

Pemeliharaan anak babi yang kehilangan induk dapat juga menggunakan beberapa pengganti susu. Para ahli dari Universitas Dakota Selatan menyarankan menggunakan air susu campuran dengan komposisi (1) satu liter air susu sapi yang sudah dipasteurisasi; (2) 0,3 liter air susu dengan ½ kepala susu dan ½ air susu; dan (3) telur mentah. Bahan-bahan tersebut dicampur dan disimpan pada temperature 3oC. Campuran dikocok dan sebagian dipanaskan sampai 29oC sebelum diberikan kepada ternak. Pemberian makan dilakukan dengan menggunakan selang karet yang sesuai dengan menyambungkan ke alat penyemprot. Ujung selang dimasukkan kedalam mulut babi dan langsung dipompakan ke kerongkongan kira-kira 7,5 cm mengarah ke daerah jantung. Setiap ekor babi menerima dosis 15 cc campuran pada lima jam hari pertama setelah lahir dan 20 cc pada hari kedua
  • Pembuatan Tanda dan Nomor
Tiap ekor anak babi dalam seperindukan harus diberi tanda atau nomor dalam waktu 24 jam setelah lahir guna mengukur penampilan dari kelompok, kebijaksanaan dalam mengafkir, dan ketegasan dalam menyeleksi bibit pengganti. Para peternak kecil biasanya memberi tanda pada babi dengan membuat titik-titik pada kulit atau tanda-tanda tertentu pada bulu. Dipihak lain, para peternak komersial dimana terdapat ratusan bahkan ribuan anak babi dari berbagai umur dalam kelompok, pembuatan tanda atau nomor dapat dilakukan dengan cara pemotongan daun telinga dan tattoo. Selain itu bisa juga dengan menggunakan eartag, cap bakar, phylox, dan sebagainya tetapi cara ini kurang umum digunakan oleh para peternak babi.
  • Kastrasi atau Kebiri
Kastrasi adalah suatu pengambilan bagian kelamin utama dari pejantan, dan yang terbaik dilakukan pada waktu anak babi berumur dua minggu. Pada umur ini, anak babi dengan mudah ditangani; shok dan gangguan pertumbuhan sangat minim; dan kesempatan luka terkena infeksi sangat kurang karena tempat atau kandang menyusu lebih bersih daripada kandang ternak babi sapihan. Kastrasi anak babi dilakukan terutama untuk mencegah individu yang tidak diinginkan dari gambaran dirinya sendiri, fasilitas pemberian makan secara bersama, dan juga untuk tatalaksana praktis lainnya. Tujuan dari pengebirian adalah untuk memperbaiki karkas, akan tetapi kenyataan secara keseluruhan memperlihatkan bahwa pertumbuhan babi jantan hampir sama bila tidak lebih cepat daripada babi kebiri pada umur pasar yang sama, dan dengan efisiensi penggunaan makanan dan kualitas karkas yang lebih baik.

Apabila seekor babi akan dikastrasi, kita tidak hanya harus mempertimbangkan umurnya, tetapi juga kesehatan dan kemampuan dari ternak terhadap kondisi cekaman (stress). Melakukan kastrasi adalah suatu operasi yang sederhana tetapi hal ini dapat menimbulkan bahaya apabila seseorang tidak mempertimbangkan kondisi ternak dan ligkungannya. Kastrasi dapat berhasil pada setiap musim, akan tetapi paling baik melakukannya apabila keadaan cuaca menyenangkan, dipilih hari yang cerah, sejuk, hindarkan cuaca dingin, basah atau beruap.

Anak babi yang baru lahir tidak mampu mengatur suhu tubuhnya sebelum umur 2-3 hari, tambahan panas diberikan selama keaadaan dingin atau cuaca buruk. Salah satu cara umum yang dilakukan untuk menanggulanginya adalah menggunakan lampu (250watt) yang digantung. Hal ini berguna untuk memberi kehangatan dan menarik perhatian anak babi agar  menjauhi induk apabila tidak sedang menyusu. Bola lampu digantung kira-kira 70-76 cm dari lantai, disesuaikan dengan pertumbuhan anak babi.

Anak babi tumbuh dengan cepat dari sejak lahir. Kebutuhan makanannya akan meningkat dengan bertambahnya umur. Air susu dari induk akan menurun setelah puncak produksi yang dicapai kurang lebih tiga minggu setelah beranak, sehingga pemberian zat makanan dan ransom anak babi yang lezat dan disukai anak babi sangat diperlukan. Memberi makanan ke anak babi pada waktu menyusu baik dimulai pada umur kira-kira satu minggu. Hal ini memberi jaminan bahwa anak babi mengkonsumsi makanan penguat yang cukup sebelum produksi air susu dari induk mulai menurun. Anak babi yang dibiasakan untuk memakan ransom kering sebelum disapih adalah menguntungkan baik untuk proses pencernaan dan tingkah laku makannya. Pembentukkan lebih awal kemampuan bakteri dari pencernaan makanan yang bukan susu akan memperkecil cekaman penyapihan dan dari segi tingkah laku hal tersebut sangat baik karena telah mengetahui bahwa makanan kering adalah untuk dikonsumsi.

Kebanyakan peternakan intensif diluar negeri menyapih anak seperindukan pada rataan umur empat sampai enam minggu. Biasanya anak babi yang disapih pada umur dua bulan, induk akan mengalami kondisi yang menurun dimana pada banyak kejadian tidak mau untuk segera dikawinkan kembali setelah penyapihan anak-anaknya. Apabila penyapihan dilakukan lebih awal dari 56 hari, seekor induk dapat beranak kira-kira empat sampai lima kali dalam dua tahun, diman induk biasanya birahi pada hari ketiga sampai hari ketujuh setelah penyapihan. Suatu keuntungan dari penyapihan dini adalah menghasilkan jumlah kali beranak atau frekuensi beranak yang lebih banyak per induk per tahun, sehingga sangat menguntungkan bagi peternakan babi.

sumber : http://diandinar.wordpress.com/2009/12/28/manajemen-kelahiran-anak-babi-yang-baru-lahir/

Ternak Yang Lain Baca Juga :

2 komentar:

  1. Heru Bojing. Tangerang Selatan25 September 2012 pukul 15.47

    Terima kasih telah berbagi informasi yang sangat penting untuk berhasilnya usaha budidaya ternak babi. kendala utama yang saya alami dalam usaha pembibitan adalah penanganan paska kelahiran (sampai +/- 7hr pertama).

    BalasHapus
  2. share pengalaman pribadi saya ya..
    1.) hari kedeua setelah lahir baru dilakukan potong gigi + potong ekor **gunakan tang potong** (-/+ 1/3 dari panjang ekor, usahakan jangan berdarah, kemudian beri yodium). sekalian disuntik zat besi (kami pake merk Hemadex 2 cc) dan di oral vitamin (kami pake merk Trimoxal 2 cc)

    2.) hari ke 5 setelah kelahiran baru dilakukan kastrasi, sekalian disuntik zat besi lagi, dan dioral menggunakan Baycox 2 cc

    3.) sediakan Amilette untuk piglet yang mencret.

    4.) mulai umur 7 hari sediakan makanan untuk piglet berupa Super Starter kombinasikan dengan Amilette apabila masih mencret.

    5.) apabila sampai umur 10 hari masih mencret, suntik dengan Roxine maksimal 3 hari (mulai dosis 0,5 cc pada penyuntikan pertama hingga 1 cc pada penyuntikan ke 3)

    6.) lakukan penyapihan pada umur 21 hari, biasanya bobot rata2 sekitar 6 - 12Kg/ekor.

    beberapa hari kemudian induk biasanya sudah birahi lagi dan siap untuk kawin lagi (pake sistem kawin suntik aja biar irit).

    tahap selanjutnya saya sudah gak tau lagi karena kerja saya cuma ngurusin induk bunting hingga piglet sapih umur 21 - 23 hari.. hehehe... :-D


    **sumber: Pengalaman Pribadi (di peternakan berorientaswi ekspor ke singapura)


    BalasHapus

Mari Berbagi Ilmu Disini :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...